Friday 5 March 2010

cerita bangku SMA,hanya untuk bangku SMA

yaha,merasa tidak ada ide untuk menuangkan kata dalam baris puisi.belakangan ini banyak sekali hal-hal yang membuat saya ingin segera menumpahkannya di sini.terlalu berlebihan?mungkin saja iya.toh memang isinya tentang sesuatu yang dilebih-lebihkan oleh saya..

tokoh : kata alay dan pemikiran yang timbul karenanya menurut versi saya
latar   : hanya bangku SMA milik saya

soal alay (ieu tah pang-pangna mah).tidak usah jauh-jauh,anak-anak satu kelas kayanya semakin gencar menggembar-gemborkan "jauhi alay".tidak munafik,saya juga suka dan sangat suka ngahereuyan batur make nyebut alay ka manehna.tapi alay yang tak terdefinisi tea gening?hanya karena melakukan kesalahan sedikit lantas saya sebut alay,dan bahagianya saat direspon hereuyna,beuki we resep.
 yang saya kurang mengerti adalah,saat keadaan seseorang memang terlihat kurang pas,dari segi penampilan(yang disebut gak matching??),dari segi bahasa komunikasi(merubah tatanan huruf dalam kata yang tidak sesuai EYD atau KBBI),dan dari berbagai segi yang memang sedikit merepotkan karena ketidak pas-annya itu.adalah kegelian saat membaca tulisan yang clek-clok kapital dan non kapital.belum lagi kata-kata yang dibuat seakan kata itu merupakan bahasa yang belum disahkan menjadi sebuah bahasa.n3r gu9h?
"sah saja"
bagaimana dengan jawaban itu?semua manusia punya senjata ampuh untuk mengekspresikan setiap hasratnya dalam segala bidang.ya,dengan Hak Asasi tea.
sedikit aneh rasanya setiap detik harus mendengar teman menggumam "ih alay",di lain waktu "apa?kamu ngeceng dia?dia kan alay"(yang satu ini memang pengalaman pribadi,ngik ngik) atau "liat deh hape barunya,imitasi gitu alay deh".suatu saat nanti "tu orang diem mulu,alay ih".
memang remaja jaman sekarang sulit dimengerti dan sulit mengerti.haha,ya ini hanya pemikiran saya yang reflek ingin bicara "ya udahlah,stop mengkritiki atau menghujati seseorang atas hal yang tidak patut dikritisi.apalah artinya mengomentari cocok atau tidak seseorang memiliki hp merk tertentu,atau bagaimana cara dia berpakaian?okelah kalau merasa terganggu dengan ketidak pas-an tersebut kenapa gak mencoba mengungkapkannya,bukan malah meng-alay alaykan."sekali lagi yang saya tidak mengerti.
sering memberi label alay karena memang dirinya yang trendi,serba modis namu minim pengetahuan dan hanya bisa "aa,euu,hmm ...." saat disuruh membuat kalimat majemuk,hanya terdiam saat terpampang soal fungsi komposisi namun lancar berbicara soal "pacar" ya,hanya soal "pacar".masih merasa tidak alay hah?

No comments:

Post a Comment