melati berhenti menari
tak mau lentingkan jemari hingga ke lazuardi
taruh mimpinya cukup di mata kaki
melati mulai bernyanyi
meraba jalan yang masih tersembunyi
melati menata rapi
lukisi hati lewat mata belati
tegarkan diri dari camuk ruang hati
melati terus menjerit
coba bertahan sebagai alibi
ketika era tak dihiasi mentari
melati tahu ia benci revolusi
melati kini berduri
doa tak lagi menyertai
guguran helai rambut menghiasi
pilunya genangan merah suci
mampu digambarkan lewat serat centhini
melati enggan berlari
hirup pagi coba iringi
melati hitungi jari
pintali waktu yang kian berarti
melati ingin memberi
untaian nada perlambang bakti
melati ingin tutupi
membakar dosa bertutur setulus hati
No comments:
Post a Comment